MANDIRI KREATIF & INOVATIF

Rabu, 23 Februari 2011

Manfaat pupuk kandang

sapi sobo

 tu yang mengkal punyaku

nah ini dia yg asli, looooooooooooooooooo,,,,,,,,


DICOPY DARI FRANCISCUS, MUAROJAMBI   

Hanya dengan Modal Rp 850, Keuntungan Berlipat
Tidak stabilnya harga pupuk sering membuat petani mengeluh. Namun tidak demikian di Kabupaten Muarojambi. Sebagian petani kini memanfaatkan jerami dan kotoran sapi, sebagai pengganti pupuk organik. Berikut laporannya?

Umumnya warga Muarojambi memiliki profesi sebagai petani. Itu karena hampir 61 persen penduduk Bumi Sailun Salimbai bermata pencaharian dari memanfaatkan lahan pertanian. Tidak jarang warga mendapat permasalahan dalam bidang pertanian, terutama menyangkut tidak stabilnya harga dan kelangkaan pupuk organik pada belakangan ini.
Permasalahan kelangkaan pupuk atau tidak stabilnya harga sebenarnya tidak hanya dialami Muarojambi. Hampir diseluruh negeri ini persoalan ini terjadi. Walau demikian hanya sebagian kecil petani yang mampu menanggulanginya.
Salah satunya seperti yang dilakukan warga Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu. Untuk menanggulangi kekurangan pupuk, Jomono cs memanfaatkan jerami dan kotoran sapi sebagai pengganti pupuk organik.
Menurut Jomono cs, salah satu cara meningkatkan hasil pertanian dengan mengurangi biaya produksi pertanian. Dengan menghemat pengeluaran, hasil yang diperoleh otomatis akan meningkat. “Kalau tidak demikian pendapaatan akan pas-pasan,” katanya.

Pupuk kompos buatan Jumono ini berupa pengolahan kotoran ternak dan jerami atau rumput. Kelebihan penggunaan pupuk ini  dinilai lebih efisien dan efektif. Dengan menggunakan pupuk kompos ini, menurut hitung-hitungan Jumono jauh lebih hemat dan lebih untung. biaya yang dihemat mencapai 50 persen lebih, jika dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimiawi.
Membuat pupuk kompos, ternyata hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp 850 per kilogram. Hasilnya juga tidak kalah dengan pupuk organik. “Dengan pengeluaran lebih kecil, maka keuntungan petani bisa lebih besar,” kata Jumono, saat peresmian rumah kompos miliknya.

Menurut dia, pembuatan pupuk organik dengan teknologi ini tidak terlalu sulit. Untuk membuat pupuk organik, dibutuhkan bahan kotoran sapi. Kemudian jerami serta cairan mikroba. Bahan tersebut diaduk dan dibiarkan hingga berjamur, dicampur cairan dan dimasukan kedalam mesin grand wheller. ”Mesin ini merupakan bantuan dan kerjasama dengan Universitas Jambi,” katanya.
Bupati Muarojambi, Burhanuddin Mahir saat meresmikan rumah kompos milik Jumono cs mengaku sangat bangga dengan kemauan dan kerja keras petani di Desa Pudak ini. ”Ini layak dicontoh. Petani harus mampu mengembangkan kreatiftas dan jangan kaku,” katanya.(*)

 SEMOGA BERMANFAAT